JAKARTA, iNewsLutra.id - Di era perkembangan teknologi platform media sosial kini sangat sulit dipisahkan dari kehidupan. Saat ini, masyarakat dimanjakan dengan perkembangan teknologi untuk bisa mengakses konten dan berintraksi hingga ke penjuru dunia.
Meski demikian berbagai kasus kriminal juga ditimbulkan sebagai dampak negatif dari perkembangan teknologi. salah satu daerah yang merasakan dampak tersebut yakni Kota Ambon.
yang terus meningkat ikut memicu tingginya angka kejahatan seperti halnya yang terjadi di Kota Ambon. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Ambon mencatat ada sekitar 85 persen kasus kekerasan seksual dipicu oleh media sosial.
Anggota Bidang Olahraga DPP Pemuda Perindo, Cilla Sumarna menyebut, media sosial menjadi kesempatan oknum untuk melakukan pelecehan seksual.
“Masalah seperti ini harus ditanggapi dengan serius untuk memutus rantai pelecehan seksual,” kata Cilla dalam Podcast Aksi Nyata Bersama Partai Perindo, Selasa (7/3/2023).
Menurut Cilla, terdapat banyak banyak kasus korban pelecehan seksual enggan melaporkan kejadian yang dialaminya ke pihak berwajib, selain penanganan kasus yang minim, korban juga merasa malu.
“Pasti banyak korban pelcehan seksual yang diancam foto atau videonya disebar. Mereka pasti takut. Makanya pentingnya peran orang tua dan keluarga untuk mengatasi hal itu,” katanya.
Cilla meminta agar para korban pelecehan seksual baiknya menceritakan kejadian yang dialami sementara pihak keluarga yang mendengar baiknya didengar dan tidak menghakimi.
“Jika mendapatkan cerita korban, jangan takut buat melapor. Siapa lagi yang bisa memutuskan rantai kejahatan ini. Buat kalian yang mengalami tindak kejahatan juga jangan takut buat melapor,” ujarnya.
Cilla mengatakan, para orang tua lebih aktif beperan untuk memberikan pendidikan seksual sejak dini. Jadi, anak lebih sensitif dan menolak disentuh orang lain.
“Jadi dikasih tahu, ini lho area sensitif. Tidak boleh disentuh siapapun. Kalau masih dimandiin cuma boleh mama atau suster misalnya. Kalau di sekolah, guru juga harus aware. Misalnya murid belum dijemput, jangan diperbolehkan keluar dari sekolah. Penting juga simulasi tentang penculikan anak karena sekarang juga lagi marak kan,” ujar dia.
Untuk memutus mata rantai pelecehan seksual kata Cilla, Partai Perindo kini sudah memiliki relawan, siapapun yang mengalami kekerasan atau pelecehan seksual bisa memberi pengaduan.
“Kalian yang alami kesulitan bisa mengadu. Di situlah peran RPA ada. Kalian enggak sendiri. Kalian bisa cerita ke Perindo. Biar bisa ditindak lanjuti,” ujarnya
Artikel ini telah terbit di iNews.id dengan judul "inilah pentingnya menerapkan pendidikan seksual sejak-dini"
Editor : Nasruddin