PALOPO,iNewsLutra.id - Pemerintah Kota Palopo resmi merelokasi pasangan suami istri Hanna dan Bara yang hidup disebuah gubuk perkebunan sayur di Kelurahan Purangi, Kecamatan Sendana, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Pasangan suami istri ini direlokasi oleh Pemkot Palopo ke Rumah Susun (Rusun) yang ada di Songka, Minggu (9/7/2023) pagi.
Sejumlah petugas dari kelurahan dan kecamatan nampak antusias membantu Hanna dan Bara untuk mengangkat barang-barang ke atas mobil Pic-up untuk dipindahkan.
Camat Sendana mengatakan, upaya membantu dengan merelokasi pasangan suami istri yang hidup memprihatinkan itu merupakan salah satu upaya pemerintah Kota Palopo untuk memberikan perhatian serius ke warga yang kurang beruntung.
"Terima kasih informasinya, Pemkot segera mengambil langkah. Atas perintah Wali Kota Palopo untuk segera merelokasi warga tersebut ke hunian yang lebih layak, "kata Rombe, Camat Sendana Melalui pesan WhatsApp miliknya.
Ditanya mengenai biaya untuk sewa Rusun, pembayaran listrik dan air, Rombe mengaku hal tersebut merupakan kebijakan pihak dinas perumahan untuk memberikan komentar.
"Mengenai hal itu Pihak Dinas Perumahan yang berkompeten untuk memberikan penjelasan," katanya.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Palopo, Aldi Mustafa Hamid yang dikonfirmasi berharap agar keluarga Hanna dan Bara yang dipindahkan bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ada di Rusun.
Terkait penarikan retribusi, pihaknya mengaku belum ada pemberlakuan karena saat ini belum ada serah terima rusun secara adminitrasi dari pihak kementerian ke Pemkot Palopo.
"Tidak ada sementara karena memang belum ada serah terima dari kementerian ke Dinas Perumahan, untuk air dan listrik di perumahan susun masing-masing punya KWH tapi disana ada yang ditugaskan untuk mengontrol," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Hana dan Bara hidup di Gubuk seukuran kamar tidur. Disana mereka bertahan dalam kondisi penuh keterbatasan selama 1,5 tahun tanpa listrik dan air bersih.
Kemiskinan membuat satu keluarga ini termasuk satu orang putrinya yang berusia 8 tahun kerap menahan lapar untuk mengganjal perut mereka hanya memasak sayur dan buah pepaya, bahkan dalam kondisi tertentu mereka terpaksa memakan nasi basi.
"Biasa betul kasian itu makan nasi basi saja dari pada mubasir mau dibuang na lapar ki juga," kata Hana saat diwawancara tim iNews TV.
Editor : Nasruddin