Pengusaha SPBU di Luwu Meminta Jaminan Keamanan dalam Pengisian Jeriken Petani dan Nelayan

BELOPA,iNewsLutra.id - Sejumlah pengusaha SPBU di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, mengajukan permohonan kepada pihak terkait untuk membahas dan mencari solusi terkait pengisian BBM dengan jeriken oleh petani, nelayan, dan pedagang.
Mereka menyatakan bahwa selama ini mereka merasa takut untuk melayani petani dan nelayan yang ingin mengisi BBM menggunakan jeriken, meskipun mereka memiliki surat rekomendasi resmi.
"Ada banyak surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh berbagai instansi, seperti dinas perdagangan, dinas perikanan, dinas pertanian dan kepala desa. Namun, ketika ada pemeriksaan dari APH atau BPH Migas, tampaknya hal ini tidak diakui," kata Ila, salah satu pengawas SPBU di Kabupaten Luwu
Oleh karena itu, mereka meminta agar surat rekomendasi dapat dikeluarkan melalui prosedur yang lebih terkoordinasi dan memastikan bahwa pihak mereka mendapatkan jaminan keamanan.
"Kami bukan tidak ingin melayani pedagang dan penjual, tetapi kami merasa khawatir. Karena itulah, kami mengajukan permohonan kepada semua pihak yang berwenang untuk membahas dan mencari solusi. Kami berharap agar kami mendapatkan jaminan keamanan, terutama dari pihak kepolisian, BPH Migas, wartawan dan LSM, agar karyawan kami tidak takut saat melayani pengisian jeriken," ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan baru-baru ini ada beberapa petani yang mencoba mengisi BBM dengan jeriken tetapi terpaksa ditolak karena ada oknum polisi yang mengancam akan menutup SPBU dan melibatkan mereka dalam masalah hukum jika mereka melanjutkan proses pengisian. Situasi ini mengakibatkan beberapa petani membawa traktor ke SPBU.
"Aksi seperti ini menghambat akses penjualan kami dan menyebabkan kerugian finansial yang mencapai jutaan rupiah," ujarnya.
Editor : Nasruddin