get app
inews
Aa Read Next : Maksum Runi Ajukan Cuti PNS untuk Menangkan Andi Sudirman dalam Pilgub Sulsel 2024

Institut KJP Palopo dan Pemda Luwu Kolaborasi Bentuk Desa Tanggap Bencana

Rabu, 26 Juni 2024 | 16:33 WIB
header img
Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Palopo, Basarnas dan Pemerintah Kabupaten Luwu bentuk desa tanggap bencana, (Foto: Fajrin).

PALOPO,iNewsLutra.id - Secara geografis Indonesia berada di daerah yang rentan menghadapi ancaman bencana seperti banjir, gempa bumi dan tanah longsor. Untuk mengantisipasi hal ini, sejumlah stakeholder aktif dalam mitigasi bencana, salah satunya melalui pembentukan Desa Tanggap Bencana.

Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Palopo bekerja sama dengan Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemerintah Kabupaten Luwu terus memperkuat mitigasi bencana serta menyiapkan sumber daya manusia yang tanggap bencana.

Ns. Sumiati, Ketua Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Palopo, menyatakan langkah ini merupakan bagian dari upaya civitas akademika dan mahasiswa praktek kerja profesi ners untuk memaksimalkan mitigasi bencana. 

"Pembentukan Desa Tanggap Bencana kami lakukan di Desa Malela, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu yang merupakan kawasan rawan banjir. Kami memberikan edukasi sebagai upaya mitigasi bencana dan menyiapkan sumber daya manusia yang tanggap bencana," kata Sumiati.

Sumiati mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, termasuk Basarnas, Pemerintah Kabupaten, BPBD dan masyarakat secara antusias aktif pada kegiatan tersebut.

"Antusiasme masyarakat dalam pembentukan desa siaga bencana sangat luar biasa," ucapnya.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Luwu, Andi Baso Tenriase, mengungkapkan pembentukan Desa Siaga Bencana (Bestana) adalah langkah strategis pemerintah daerah dalam mengupayakan mitigasi bencana dengan melibatkan masyarakat dalam situasi darurat bencana.

"Bestana adalah kolaborasi luar biasa untuk mengantisipasi dan menyiapkan warga agar siap siaga terhadap bencana, melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat," ujar Andi Baso.

Ia mengungkapkan BPBD akan segera membentuk desa-desa yang masuk dalam kategori kawasan rawan bencana, melibatkan pemuda sebagai relawan tanggap bencana.

"Kami akan segera mengoordinasikan kawasan rawan bencana dan melibatkan pemuda sebagai relawan tanggap bencana," jelasnya.

Usman Alwi Ansar dari Pos Unit SAR Luwu Utara, mewakili Basarnas Sulawesi Selatan, berharap masyarakat dapat menjadi garda terdepan dalam kesiapsiagaan bencana dan upaya pencegahan.

"Semoga masyarakat bisa mengimplementasikan ilmu mitigasi bencana, tidak hanya saat bencana terjadi tetapi juga dalam sosialisasi kepada masyarakat lain," tutupnya.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 150 peserta, termasuk tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, karang taruna Desa Malela dan masyarakat setempat.

Editor : Nasruddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut