PALOPO,iNewsLutra.id - Pelayanan distribusi air bersih oleh PAM Tirta Mangkaluku, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, terus menuai sorotan dari pelanggan.
Pelanggan menilai pihak menajemen PDAM gagal mengelola pasokan air bersih, meskipun sudah dilakukan pergantian direksi.
Permasalahan klasik yang dirasakan sejumlah pelanggan sudah berlangsung bertahun-tahun namun tak kunjung menemui solusi. Belakangan ini kondisi tersebut justru dianggap semakin memburuk dan sangat mengecewakan.
Salah satu pelanggan, mengungkapkan alasan klasik seperti keruhnya air saat hujan dan menurunnya debit air di intake pada musim kemarau, selalu dijadikan alasan utama pihak perusahaan.
Kondisi ini dinilai sangat merugikan pelanggan karena harus terbebani dengan tagihan air yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan pasokan air yang memadai.
"Musim hujan dan kemarau tetap sama, air tidak mengalir," kata Aswan salah satu pelanggan yang mengaku mendapat pelayanan ekstra buruk dari PAM Tirta Mangkaluku Palopo.
Penggunaan mesin pompa air oleh pelanggan yang diharapkan dapat membantu PDAM menjangkau pelanggan tapi justru merugikan karena menambah beban tagihan listrik.
Ironinya, air yang diharapkan mengalir ke rumah-rumah pelanggan dengan bantuan mesin pompa, justru tergantikan dengan angin.
Meski yang terdistribusi hanya angin akan tetapi para pelanggan tetap harus membayar biaya tagihan sesuai dengan hitungan meteran air.
Kondisi ini membuat pelanggan menuntut agar pihak PDAM tidak hanya sekadar meminta maaf, tetapi juga mengganti seluruh kerugian yang telah dialami oleh para pelanggan akibat buruknya layanan yang diberikan.
"PDAM tidak boleh hanya minta maaf, harus ganti rugi kepada konsumen," tegas Aswan dalam sebuah percakapan WhatsApp.
Menurutnya perusahaan air minum daerah PAM Tirta mangkaluku seharusnya memastikan air bersih sampai ke rumah konsumen meskipun tanpa mesin air.
"Pakai atau tidak pakai pompa air harus wajib sampai ke konsumen, ini adalah standar pelayanan. Konsumen sudah membantu PDAM dengan pompa, tapi air tetap tidak mengalir," ucap Aswan dengan kecewa.
Aswan meminta agar instansi terkait segera melakukan audit terhadap keuangan PDAM, mengingat uang yang dikelola merupakan hasil tagihan dari para konsumen. Menurutnya, masyarakat berhak untuk mengetahui bagaimana pengelolaan dana tersebut.
"Harus dilakukan audit publik, karena mereka mengelola uang publik. Diapakan saja itu uang konsumen? Parah sekali," ungkap Aswan dengan penuh kekecewaan.
Pihak berwenang diminta untuk segera turun tangan dan memastikan pelayanan air bersih yang lebih baik serta transparansi dalam pengelolaan keuangan PDAM.
Editor : Nasruddin