PALOPO,iNewsLutra.id - ByteDance, induk perusahaan TikTok, berencana menanamkan investasi sebesar 126,8 miliar baht atau sekitar Rp60 triliun di Thailand.
Investasi ini akan digunakan untuk pengembangan layanan data hosting dan diumumkan oleh Dewan Investasi Thailand (BOI) pada Rabu (29/1).
Layanan ini dijadwalkan beroperasi mulai 2026 melalui unit bisnis ByteDance yang berbasis di Singapura. Tujuannya adalah memperkuat operasional perusahaan afiliasi TikTok serta mendukung ekspansi bisnisnya di kawasan tersebut.
Langkah ini menjadi bagian dari proyek investasi baru senilai US$5 miliar yang telah disetujui oleh pemerintah Thailand. Meski TikTok belum memberikan pernyataan resmi, rencana ini mencerminkan tren global di mana perusahaan teknologi semakin gencar memperluas pusat data mereka di Thailand.
Thailand sendiri tengah menjadi magnet bagi investasi di sektor pusat data. Beberapa raksasa teknologi seperti Google, Amazon Web Services (AWS), dan Microsoft telah lebih dulu menggelontorkan dana besar untuk pengembangan infrastruktur digital di negara ini. Google, misalnya, telah mengumumkan investasi senilai US$1 miliar, sementara AWS berkomitmen menanamkan modal US$5 miliar selama 15 tahun. Microsoft juga berencana membuka pusat data regional pertamanya di Thailand.
Menurut Sekretaris Jenderal BOI, Narit Therdsteerasukdi, investasi yang dilakukan ByteDance akan memperkuat infrastruktur digital Thailand, termasuk pengembangan kecerdasan buatan (AI). Ia menilai langkah ini semakin mendekatkan Thailand dengan visinya sebagai pusat teknologi di kawasan Asia Tenggara.
Tak hanya ByteDance, BOI juga menyetujui proyek investasi senilai 3,25 miliar baht dari Siam AI Corporation, mitra cloud Nvidia di Thailand, yang fokus pada layanan berbasis AI.
Keunggulan Thailand dalam menarik investasi sektor ini terletak pada pasokan listrik yang stabil dan jaringan infrastruktur yang kuat. Namun, laporan Bangkok Post mencatat bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi negara ini adalah kurangnya tenaga kerja terampil di bidang pusat data.
Investasi besar dari ByteDance juga menjadi dorongan bagi pemerintahan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra, yang berupaya menarik lebih banyak perusahaan global ke Thailand di tengah ketegangan perang dagang antara AS dan China.
Pada 2024, total komitmen investasi di Thailand meningkat 35 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai 1,14 triliun baht—angka tertinggi sejak 2014. Tahun ini, pemerintah Thailand menargetkan investasi baru minimal 1 triliun baht. (Wdy)
Editor : Nasruddin