JAKARTA,iNewsLutra.id - Asap tembakan gas air mata mengepul di Stadion Kanjuruhan, Malang Jawa Barat saat terjadi kericuhan pasca Arema kalah dari Persebaya dengan skor 2-3, Sabtu (1/10/2022).
Sebanyak 127 orang dinyatakan meninggal dunia, termasuk 2 aparat kepolisian. Kebanyakan korban tewas setelah terinjak di pintu stadion.
Selain pria sejumlah wanita dan anak ikut tersedak akibat tembakan gas air mata yang dilepas polisi untuk membubarkan massa yang mulai anarkis.
Melalui akun Twitternya, Rezqi Wahyu sporter Aremania membagikan kesaksian tragedi kelam sejarah sepak bola Indonesia tersebut.
"Assalamu'alaikum, Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yang terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya. Yang kedua syukur alhamdulillah, saya diberi keselamatan sampai di rumah dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi di sini," tulis @RezqiWahyu, Minggu (2/10/2022).
Dalam tulisannya Rezqi menceritakan awal masuk stadion sampai waktu kick off pukul 20.00 WIB semua masih berjalan tertib.
Saat babak pertama berakhir, sempat terjadi kericuhan kecil di tribun 12 dan 13, tetapi bisa segera diatasi petugas kemanan
Saat wasit meniup peluit panjang, Arema dalam posisi kalah dengan skor 2-3.
"Di sinilah awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit dibunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa," tulis Rezki.
Pelatih Arema dan manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur permintaan maaf ke arah suporter. Namun, satu orang pendukung dari arah tribun selatan nekad masuk ke lapangan. Dia mendekati bek Arema FC, Sergio Silva dan kiper. Adilson Aguero dos Santos. Suporter itu terlihat menyampaikan protes kepada keduanya.
Kemudian, ada lagi beberapa suporter yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaan kepada pemain Arema. Melihat hal tersebut, bek Arema, Joha Alfarizie mencoba memberi pengertian.
"Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain," tulis Rezki.
Hal itu kemudian diikuti dengan lemparan benda ke arah lapangan. Suporter pun tak bisa dikendalikan. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan pengawalan ketat polisi.
Setelah pemain masuk, suporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.
Pihak aparat melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter. Menurut Rezki, banyak suporter yang dipentung dengan tongkat panjang."1 suporter dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," tulis Rezki.
Saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat. Aparat pun beberapa kali menembakkan gas air mata.
"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, di setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10," ungkap Rezki.
Para suporter yang panik berlarian mencari pintu keluar. Tapi sayang, pintu keluar sudah penuh sesak dengan orang-orang yang panik.
"Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak nggak berdaya, nggak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet," kata Rezki.
Di luar stadion banyak suporter yang terkapar dan pingsan karena sempat terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2 Kanjuruhan," tambahnya.
Dia menceritakan kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah serta mobil hancur. "Batu batako, besi dan bambu berterbangan," tulis Rezki.
Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 127 orang tewas dalam kerusuhan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Banyak korban tewas karena berdesakan mencari pintu keluar stadion.
Puluhan ribu suporter panik usai kerusuhan pecah di dalam stadion dan polisi menembakkan gas air mata. Selanjutnya mereka lari dan saling berdesakan di pintu stadion untuk keluar.
Editor : Nasruddin
Artikel Terkait