PALOPO,iNewsLutra.id - Konstruksi proyek pembangunan Wall Climbing yang diperuntukkan bagi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA), Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo menuai sorotan lantaran dianggap tidak layak pakai dan tidak memenuhi standar.
Hal tersebut disampaikan Aswin Sakke, Alumnus STAIN Palopo sekaligus senior Mapala IAIN Palopo.
Menurutnya, proses pembangunan rangka sangat rawan karena ditemukan ada banyak sambungan besi yang seharusnya tidak dibolehkan.
Selain itu, ditemukan pula penggunaan baut yang dianggap tidak sesuai standar dan konstruksi cakar ayam yang dinilai tidak sesuai dengan gambar yang ada.
"Bukan hanya saya, tapi semua pengurus protes karena sebagai pengguna dan sebagai lembaga yang dapat bantuan, kami anggap Wall tersebut jauh dari kelayakan apalagi jika merujuk ke lokasi pendirian(jenis tanah), jenis pondasi, volume pondasi vs volume rangka + berat manusia (3x60 kg) perbandingan aman 3 banding 1 dan faktor angin,"kata Aswin Sakke. Selasa, (13/12/2022) malam.
Sementara Martuju, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengaku akan mengumpulkan konsultan perencana, penyedia dan pembina Mapala untuk membahas soal tersebut.
"Besok janjian konsultan perencana, penyedia, mahasiswa yang menulis berita, pembina mapala untuk membahas terkait layak atau tidaknya menurut versi mahasiswa," tutur Martuju ke iNews.id. Selasa, (13/12/2022) malam.
Menurutnya, pihak kampus melalu Wakil Rektor 2 sudah memanggil konsultan perencana dan dalam pertemuan itu pihak konsultan memastikan jika rangka yang digunakan sudah sesuai standar kelayakan.
"Mereka pastikan penggunaan besi sudah layak, mereka juga mengaku sudah konsultasi dengan pembuat wall bahkan pemilik toko tempat pembelian besi juga bilang jika besi yang digunakan sangat bagus bahkan lebih bagus dari yang biasa dipakai orang," ujarnya.
Martuju menyebut jika proyek tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp. 150 juta termasuk perencanaan dan pengawasannya.
"Anggarannya Rp. 120 juta tapi jumlah totalnya itu Rp. 150 termasuk perencanaan dan pengawasan," katanya.
Ia menyebut sumber dana pada proyek tersebut diambil dari anggaran Sarana dan Prasarana (Sarpras) kemahasiswaan.
"Dari Kementrian Agama kan ada Rp. 200 juta untuk Sarpas, nah Rp. 150 juta inilah yang digunakan untuk Wall selebihnya digunakan untuk prasarana lainnya. Ini kan kebijakan Warek 3 jadi kemarin ada perencanaan Wall Climbing jadi itulah yang dikerja," jelas Martuju.
Editor : Nasruddin
Artikel Terkait