iNewsLutra.id - Menguap tak lagi dianggap sekadar tanda kantuk atau kebosanan. Peneliti asal Amerika, Andrew Gallup, mengungkap hipotesis menarik bahwa menguap yang menular sebenarnya memiliki fungsi evolusioner yang penting bagi kelangsungan hidup kelompok.
Gallup menyebut bahwa menguap yang menular kemungkinan besar berevolusi untuk meningkatkan deteksi ancaman dalam suatu kelompok.
Penemuan ini sejalan dengan penelitian yang ia publikasikan bersama timnya pada tahun 2007 di jurnal Evolutionary Psychology, di mana mereka menemukan bahwa menguap memiliki efek mendinginkan otak. Efek pendinginan ini diyakini mampu meningkatkan kewaspadaan dan efisiensi mental seseorang.
"Jika menguap menyebar ke seluruh kelompok, hal itu dapat membantu meningkatkan kewaspadaan kelompok terhadap ancaman," jelas Gallup.
Penelitian terbarunya bahkan menunjukkan bahwa hanya dengan melihat orang lain menguap, kemampuan seseorang dalam mendeteksi ancaman bisa meningkat. Temuan ini memperkuat teori bahwa menguap menular berperan sebagai alat peningkat kesiagaan dalam komunitas sosial.
Tak hanya soal kewaspadaan, Gallup juga menyebutkan hipotesis lain yang tak kalah menarik: menguap yang menular bisa membantu menyelaraskan pola aktivitas dalam kelompok. Karena menguap mengikuti ritme sirkadian, aktivitas ini kerap terjadi saat transisi antar kegiatan.
"Jadi, ketika menguap menyebar dalam suatu kelompok, hal itu dapat berfungsi untuk menyelaraskan pola aktivitas dan perilaku," tambahnya.
Dengan kata lain, tindakan spontan yang kerap dianggap sepele ini ternyata menyimpan peran penting dalam dinamika sosial dan pertahanan kelompok sejak zaman evolusi.
Editor : Nasruddin
Artikel Terkait