iNewsLutra.id - Jerawat kerap menjadi momok bagi banyak orang, baik remaja maupun dewasa. Meski umum terjadi, penyebab pasti munculnya jerawat sering kali diselimuti oleh berbagai mitos yang belum terbukti secara ilmiah, terutama yang berkaitan dengan pola makan.
Salah kaprah mengenai makanan tertentu yang dituding sebagai pemicu jerawat masih banyak dipercaya masyarakat.
Padahal, sejumlah klaim tersebut tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Para ahli kesehatan kulit menekankan pentingnya membedakan antara korelasi dan kausalitas dalam memahami hubungan makanan dengan jerawat.
Cokelat
Cokelat selama ini kerap dituduh sebagai penyebab jerawat. Namun, menurut ulasan dari Healthline, belum ada bukti konklusif yang mengaitkan konsumsi cokelat secara langsung dengan munculnya jerawat.
Beberapa studi memang menunjukkan kemungkinan hubungan, tetapi hasilnya tidak konsisten.
Yang patut dicermati justru kandungan gula dan susu dalam cokelat olahan, yang dapat memicu peradangan kulit. Sebagai alternatif, dark chocolate dengan kadar gula rendah bisa menjadi pilihan yang lebih aman.
Produk Susu
Kaitan antara konsumsi susu terutama jenis skim dan jerawat masih menjadi bahan diskusi di kalangan ilmuwan.
Sejumlah riset menunjukkan adanya potensi pengaruh hormon dalam susu yang bisa memperburuk kondisi kulit, namun belum ada kesimpulan pasti.
Bagi individu yang merasa kulitnya memburuk setelah mengonsumsi produk susu, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi guna menyesuaikan pola makan yang tepat.
Gorengan dan makanan berminyak kerap dijadikan kambing hitam dalam kasus jerawat. Sayangnya, tudingan ini tak sepenuhnya berdasar. Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa makanan berminyak secara langsung menyebabkan jerawat.
Meski begitu, pola makan tinggi lemak jenuh dan rendah nutrisi dapat meningkatkan risiko peradangan yang berpengaruh pada kesehatan kulit. Lebih penting lagi, menjaga kebersihan tangan setelah mengonsumsi makanan berminyak dinilai dapat mencegah pori-pori tersumbat.
Menghindari gluten tanpa alasan medis seperti penyakit celiac justru bisa menimbulkan masalah baru, termasuk stres dan kekurangan nutrisi dua faktor yang bisa memperparah jerawat.
Hingga kini, belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa diet bebas gluten dapat memperbaiki kondisi kulit secara signifikan.
Pakar dermatologi menegaskan, jerawat tidak semata-mata dipicu oleh makanan tertentu. Faktor hormonal, stres, kebersihan kulit, dan genetika berperan jauh lebih dominan.
Oleh karena itu, alih-alih menyalahkan satu jenis makanan, pendekatan holistik melalui gaya hidup sehat dan pola makan seimbang dinilai jauh lebih efektif dalam menjaga kesehatan kulit.
Editor : Nasruddin
Artikel Terkait