Rehab Cagar Budaya Istana Kedatuan Luwu Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Pihak Istana Kecewa

PALOPO,iNewsLutra.id - Proyek rehab Cagar Budaya Istana Kedatuan Luwu di Jalan Landau, Kelurahan Batupasi, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo, yang menelan anggaran Rp 1,8 miliar, diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan.
Berdasarkan spesifikasi yang tercantum di laman LPSE, proyek ini mencakup empat item pembangunan, yakni rehabilitasi atap istana, Baruga/Pendopo, halaman Baruga, serta toilet dan ruang ganti. Namun, dalam pelaksanaannya, hanya satu item yang diselesaikan.
Proyek yang dikerjakan oleh CV. Keramik Jaya mendapat sorotan tajam dari pihak Istana Kedatuan Luwu. Mereka menilai hasil pekerjaan tidak sesuai dengan usulan awal dan masih menyisakan tiga item yang belum dikerjakan.
Kekecewaan pihak istana semakin besar karena pekerjaan ini dinyatakan selesai 100 persen, meski belum memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Oleh karena itu, mereka menolak menandatangani surat serah terima proyek.
"Berdasarkan hasil rapat dengan dewan adat, kami menyimpulkan bahwa pekerjaan ini belum selesai sehingga kami belum menandatangani surat serah terima," ujar Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja, selaku Pemangku Adat Kedatuan Luwu.
Menurutnya, prioritas utama dalam proyek ini seharusnya adalah perbaikan atap salassa, mengingat kondisi atap yang sudah rusak dan mengalami kebocoran. Namun, yang dikerjakan justru pembangunan pendopo yang dinilai kurang mendesak.
"Awalnya kami mengusulkan renovasi atap dan pagar istana, tetapi yang dikerjakan malah pendopo. Padahal, yang lebih penting adalah atap salassa," jelasnya.
Editor : Nasruddin