MASAMBA,iNewsLutra.id - Puluhan kepala keluarga yang tinggal di Dusun Puncak, Desa Salama, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, mengalami krisis air bersih yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir.
Dampak dari kemarau panjang yang melanda wilayah ini telah menyebabkan sumber air kering dan meninggalkan warga dalam kesulitan besar.
Sumber air yang biasa mereka andalkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan minum telah mengering dan warga sekarang terpaksa melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan air bersih.
Mereka harus mengambil air dari area pegunungan yang berjarak antara satu hingga lima kilometer dari perkampungan mereka.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih, warga mengandalkan jerigen dan wadah apa pun yang dapat mereka temukan.
Beberapa warga yang memiliki kendaraan mampu mengambil air lebih mudah karena sumber air dapat diakses dengan sepeda motor atau mobil. Namun, warga yang tidak memiliki kendaraan terpaksa harus berjalan kaki sambil memikul air sejauh lima kilometer.
"Sumur kami sudah kering, terpaksa kami jalan kaki sejauh satu kilometer," kata Pilipus.
Kondisi ini juga memengaruhi warga di sekitarnya yang juga terpaksa melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan air bersih. Bahkan ada beberapa warga yang membawa pakaian mereka untuk mencuci di sumber mata air tersebut.
Upaya-upaya telah dilakukan untuk mengatasi krisis air ini, termasuk mendapatkan air dari Perusahaan Air Minum (PAM). Namun, air dari PAM juga tidak mengalir, sehingga warga terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dalam situasi yang semakin mendesak.
Krisis air bersih ini menjadi tantangan serius bagi warga Desa Salama dan sekitarnya. Mereka berharap ada solusi yang segera ditemukan untuk mengatasi masalah ini seiring berlanjutnya musim kemarau yang panjang.
Editor : Nasruddin
Artikel Terkait