PALOPO,iNewsLutra.id - Sejumlah warga dan mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Jaker) turun ke jalan untuk mengumpulkan sumbangan, yang akan diserahkan kepada pihak kepolisian Polres Palopo. Rabu (12/3/2025).
Dihari pertama para Jaker berhasil mengumpulkan sumbangan sebesar seratus enam ribu. Rencananya aksi yang sama akan kembali dilakukan untuk membantu biaya operasional polisi dalam mengungkap kasus kematian Feni Ere, yang jasad ditemukan tinggal kerangka pada awal Februari lalu.
"Hari ini kami turun ke jalan untuk mengumpulkan sumbangan seribu rupiah dari orang yang ingin berkontribusi membantu polisi dalam mengungkap kasus kematian Feni. Ini adalah bentuk protes kami terhadap aparat penegak hukum yang dinilai lamban dalam menangani kasus ini," ujar Gunawan Jufri, Koordinator Lapangan Jaker.
Menurutnya, polisi dinilai kurang serius dalam menangani kasus yang menimpa Feni. Hal ini terlihat dari lambannya proses penanganan laporan kehilangan Feni, yang berakhir tragis.
"Sejak hari pertama hilangnya Feni, keluarganya telah melaporkan kejadian ini ke kepolisian setempat. Laporan kehilangan Feni Ere terdaftar dengan Nomor: L/GANGGUAN/B/1/1/2024/SPKT/POLRES PALOPO/POLDA SULAWESI SELATAN," tambah Gunawan.
Meskipun kerangka Feni ditemukan sebulan lalu dan dilakukan otopsi, hingga saat ini polisi belum berhasil menangkap pelaku. Gunawan menyatakan kekecewaannya terhadap lambannya penanganan kasus ini, padahal hasil otopsi mengungkap adanya tanda kekerasan pada tubuh Feni, termasuk temuan mulut yang terlilit kain.
"Seharusnya polisi segera bertindak setelah laporan keluarga dan temuan bukti kekerasan. Kami sangat kecewa karena hingga saat ini pelaku masih berkeliaran, sementara keluarga dan masyarakat menunggu keadilan," ungkap Gunawan.
Jaker juga menyoroti dugaan kekerasan terhadap Feni, berdasarkan jejak darah yang ditemukan di celana dan tembok serta bola lampu yang pecah di kamar Feni. Mereka mengingatkan bahwa bukti-bukti kekerasan ini seharusnya membuat polisi bekerja lebih maksimal dalam mengungkap kasus tersebut.
"Lambannya penanganan polisi sangat berbahaya, terutama bagi kelompok rentan seperti perempuan. Pelaku yang masih bebas berkeliaran menjadi ancaman nyata bagi keamanan perempuan," tegas Gunawan.
Selain itu, Jaker juga mengkritisi respons dari tempat kerja Feni Ere, yang dinilai tidak menunjukkan empati terhadap keluarga korban. Feni, yang bekerja sebagai sales di dealer mobil Honda Sanggar Laut Palopo, dianggap tidak menerima hak-hak yang seharusnya diberikan oleh perusahaan, termasuk santunan kematian atau asuransi yang wajib diberikan kepada ahli waris.
"Feni memiliki prestasi penjualan yang tinggi, namun perusahaan tempatnya bekerja tidak menunjukkan perhatian. Tidak ada santunan atau asuransi kematian yang seharusnya diterima oleh orang tua Feni," sesal Gunawan.
Gunawan menyebut Feni Ere merupakan tulang punggung ekonomi keluarganya dan kepergiannya meninggalkan dampak besar.
Jaker mendesak pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku pembunuhan Feni Ere, serta meminta agar Kapolres Palopo dan Kasat Reskrim Polres Palopo dicopot dari jabatannya karena dianggap gagal memberikan perlindungan bagi perempuan.
Selain itu, Jaker juga mendesak perusahaan Honda Sanggar Laut Palopo untuk memenuhi hak-hak ketenagakerjaan Feni Ere dan meminta kepada Pemerintah Kota Palopo untuk memberikan perlindungan lebih kepada keluarga korban serta menciptakan ruang aman khususnya perempuan dan anak-anak.
Editor : Nasruddin
Artikel Terkait