Sebagai fakta senjata New Start akan membatasi jumlah hulu ledak atom yang dapat disebarkan oleh masing-masing pihak dan memiliki signifikansi simbolis serta praktis.
Dalam 60 tahun terakhir hubungan Rusia dan AS telah jatuh ke titik paling konfrontatif, Kondisi ini semakin diperparah oleh invasi Rusia ke Ukraine yang memicu gelombang sanksi AS terhadap Moskow dan bantuan ekonomi dan militer senilai puluhan miliar dolar dari Washington ke Kiev.
Rencananya kedua negara itu kembali menjadwalkan pertemuan di Mesir pada 29 November untuk membahas perjanjian termasuk potensi dimulainya kembali inspeksi persenjataan nuklir masing-masing. Itu merupakan proses yang ditangguhkan karena pandemi COVID-19.
"Semua topik yang diajukan Rusia ada dalam agenda pertemuan," kata Price.
Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Washington mencoba mengubah keseimbangan kekuatan di bawah perjanjian dengan cara yang "sepenuhnya tidak sah" dengan mengubah dan mengganti nama senjata yang di bawah keluar dari ruang lingkup perjanjian yang telah disepakati kedua negara itu.
"Namun, Rusia terus menganggap New Start sebagai alat penting untuk memastikan prediktabilitas dan menghindari perlombaan senjata," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia awal pekan ini.
Kendati demikian kedua belah pihak masih memiliki kesempatan untuk membahas persoalan ini di tahun 2023 mendatang.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " AS Mengaku Siap Bertemu Rusia Bicarakan Perjanjian Senjata Nuklir "
Editor : Nasruddin