Hijrah Kekinian
Jika ditarik pada kondisi kekinian, maka menggambarkan hijrah Rasulullah saat itu ibarat sikap mengalah untuk sementara, lalu menyusun kekuatan untuk menang kembali.
Sebuah keputusan bijaksana dengan melihat dan mempertimbangkan kondisi yang ada. Tindakan yang tidak hanya didasari untuk mencari keselamatan, tetapi juga dilandasi oleh keyakinan untuk bisa lebih baik setelahnya.
Spirit berhijrah bisa menjadi energi dan kekuatan bagi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa untuk bisa hidup lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan sebagainya.
Hanya saja, yang sangat perlu dilakukan sebelum hijrah adalah membangkitkan kesadaran sepenuhnya bahwa ada hal-hal yang perlu kita rubah, perlu dikoreksi agar bisa lebih baik lagi.
Berhijrah yang dimaknai dan diimplementasikan dalam tradisi yang positif agar bisa lebih baik lagi, memungkinkan terjadinya perubahan fundamental terhadap nasib diri, keluarga, masyarakat dan bangsa sekalipun.
Pada konteks kebangsaan, hijrah dapat kita wujudkan sebagai ikhtiar perubahan dan perbaikan masa depan bangsa yang lebih maju, sejahtera dan berkeadilan.
Hijrah kebangsaan perlu kita lakukan untuk mengembalikan tujuan dibentuknya negara ini sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, yakni untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Editor : Nasruddin