get app
inews
Aa Text
Read Next : Ketua AMJI-RI Soroti Mandeknya Proyek Anggaran Perubahan di Luwu Timur

Kejari Luwu Timur Diminta Usut Pengadaan Pupuk Paten

Senin, 01 Mei 2023 | 21:17 WIB
header img
Ilustrasi, pengadaan pupuk paten di Lutim diduga syarat kongkalikong dan mark up anggaran, (Foto: Andi Makkasau)

LUTIM, iNewsLutra.id, - Pengadaan pupuk paten yang diprogramkan seluruh desa di Kabupaten Luwu Timur tahun anggaran 2022 diduga syarat kongkalikong dan mark up anggaran.

Demikian diungkapkan Ketua Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Amirullah, Senin (1/5/2023).

"Kenapa kami katakan terjadi dugaan kongkalikong, karena berdasarkan investigasi kami di lapangan ternyata penyedia pupuk untuk seluruh Desa di Lutim dimonopoli satu orang inisial F yang merupakan mitra PT. Rener," katanya.

"Inisial F inilah yang turun sosialisasi ke Desa-desa sekaligus dikuatkan adanya surat penyampaian dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Lutim ke kepala desa untuk mengikuti sosialisasi tersebut," sambungnya lagi.

Lanjutnya, setiap desa menyiapkan anggaran Rp 100 juta lebih untuk pembelanjaan pupuk paten. Sementara rekanan atau penyedia pupuk memberikan harga ke per desa Rp 400 ribu per paket yakni satu dos pupuk paten dan satu dos imun paten.

Berangkat dari harga itu kata Ulla sapaan akrabnya, inisial F ini adalah mitra dari PT. Rener atau salah satu stokis pupuk paten di Luwu Timur. Nah' berdasarkan aturan PT. Rener, jika seseorang sudah bergabung sebagai mitra, maka perusahaan hanya memberikan ke dia seharga Rp 100 ribu perpaket. Dan perusahaan ini bersifat multilevel.

"Jika berdasarkan hal itu, maka harga per satu paket pupuk paten dengan imun paten hanya berkisar Rp 200 ribu. Sementara pengakuan beberapa kepala desa kalau mereka membeli pupuk tersebut seharga Rp 400 per paket, berarti rekanan ini untung Rp 200 ribu perpaket," bebernya.

Olehnya itu, dengan besarnya anggaran tersebut yang disiapkan setiap desa maka kami meminta Kejaksaan mengusut dugaan praktek kongkalikong tersebut dan dugaan mark up anggaran pengadaan pupuk, pintanya.

Terpisah, salah satu stokis pupuk paten di Kabupaten Luwu Timur yang berdomisili di kecamatan Towuti, Salmawati saat dikonfirmasi mengaku tak tahu menahu kenapa hanya inisial F yang menyalurkan pupuk paten di Lutim.

"Saya nda tahu itu pak siapa yang arahkan, yang pasti di wilayah saya dia (F) juga yang menyalurkan ke desa-desa. Sementara di Lutim ini ada dua stokis selaku mitra PT. Rener, F dan saya," terangnya.

Dijelaskannya, bahwa harga pupuk paten per dos dari perusahaan jika kita sudah menjadi mitra hanya Rp 100 ribu. Imun per dos juga seharga Rp 100 ribu. Jadi perpaket itu hanya Rp 200 ribu. Maka kalau F, jual Rp 400 ribu perpaket, maka dia untung besar.

Sementara itu, berdasarkan pengakuan Kepala Desa Libukan Mandiri, Syahril mengatakan, bahwa pihaknya menyiapkan anggaran berkisar Rp 100 juta lebih untuk pembelanjaan pupuk paten.

"Dana ini bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) tahun 2022, dan anggaran tersebut langsung kami transfer ke rekening penyedia pupuk (F)," singkatnya.

Senada dari itu, bendahara Desa Masiku, Arny mengatakan, anggaran yang disiapkan untuk pembelanjaan pupuk sebesar Rp 116 juta yang bersumber dari Dana Desa.

Ia merincikan, bahwa pupuk yang diterima dari F selaku pelaksana sebanyak 510 dos. Harga perdosnya Rp 200 ribu. Jadi total harga satu paket yakni pupuk paten satu dos dan satu dos imun paten sebesar Rp 400 ribu.

Untuk pembayarannya tambahnya, saya langsung transfer ke rekening F. Adapun F tunggal sebagai penyedia saya tidak tahu, karena kami hanya diarahkan pembelanjaan pupuk di tempatnya (F), karena semua Desa  di Lutim belanja pupuk paten dengan penyedia yang sama.

Editor : Nasruddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut