"Sangat bersyukur karena hasilnya dapat membantu perekonomian dan tak lagi was-was berurusan dengan polisi karena tindakan memproduksi ballo," ujar Uddin.
Kabupaten Luwu Utara dikenal sebagai salah satu daerah penghasil miras tradisional jenis ballo terbesar di Sulawesi Selatan.
Berbagai tindakan kriminalitas telah ditimbulkan oleh minuman tradisional ini, mulai dari aksi penganiayaan hingga perang kelompok. Tak sedikit korban yang merenggang nyawa akibat dampak dari minuman yang berasal dari pohon aren.
Sebelumnya, Aiptu Rahmat S, Bhabinkamtibmas Polsek Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara, menginisiasi rumah produksi miras ini untuk dikonversi menjadi gula merah. Ia bahkan rela menyisihkan sebagian gaji bulanannya untuk membantu membeli peralatan yang dibutuhkan oleh warga untuk mengubah miras jenis ballo menjadi gula aren.
"Alhamdulillah sangat berdampak, saat ini sangat jarang kasus kekerasan, semua masyarakat sangat rukun, saling membantu silaturahmi antar masyarakat juga semakin meningkat," ujar Aiptu Rahmat.
Editor : Nasruddin