LUTIM, iNewsLutra.id, - Proyek pembangunan Islamic Center tahap pertama tahun anggaran 2022 yang menelan APBD senilai Rp 14 Milyar, yang berada di Kota Malili, Kabupaten Luwu Timur, belum juga rampung sampai saat ini.
Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Luwu Timur menyoal proyek tersebut dan menduga syarat dengan kongkalikong.
"Proyek ini dikerjakan mulai pertengahan tahun 2022, sampai bulan Desember belum juga rampung, sehingga Dinas PUPR Lutim melakukan perpanjangan kontrak dengan sistem denda sampai tanggal 20 Februari 2023," ungkap Taufik, Wakil Ketua Pospera Lutim, Selasa (14/3/2023).
Namun ironisnya, berdasarkan informasi yang beredar kata Taufik, laporan progres pelaksanaan proyek tersebut mulai dikerjakan sampai bulan Desember katanya sudah mencapai 70 persen.
"Jika begitu laporan progresnya, kuat indikasi terjadi kongkalikong. Pasalnya, pantauan kami di lokasi, bobot pekerjaan yang paling besar ada pada pekerjaan plat lantai dua, sementara pada tahun kemarin, itu belum dikerjakan nanti di bulan ini," terangnya.
Lanjutnya, yang terlihat di tahun kemarin CV. Gemilang Utama selaku pelaksana hanya mengerjakan penataan lokasi serta membangun pondasi Islamic Center dan merakit besi tiang lantai dua.
"Sementara di bulan satu kemarin, terlihat rekanan baru memasang drainase pracetak ditepi jalan poros serta merakit pembesian pada plat lantai dua. Sampai pada tanggal 20 Februari sebagaimana waktu yang ditetapkan, proyek tersebut belum juga rampung," jelasnya.
"Karena proyek itu belum rampung sampai waktu yang ditetapkan, kenapa Dinas PUPR tidak memberlakukan sanksi berupa putus kontrak atau blacklist terhadap perusahaan pelaksana, dan bahkan terlihat di lokasi pekerjaan masih berlanjut, dimana mereka melakukan pengecoran pada tiang lantai dua," sambungnya lagi.
Tidak hanya itu, Taufik mengungkapkan, bahwa dikabarkan pula jika pelaksanaan proyek tersebut diambil alih oleh PT. SMS pada akhir bulan Februari dengan melakukan pengecoran pada plat lantai dua.
Oleh karenanya, kami berharap agar penegak hukum mengusut persoalan ini, karena kuat dugaan proyek tersebut syarat dengan kongkalikong, tandas Taufik.
Sementara itu, Kepala Proyek PT. SMS, Haerul saat dikonfirmasi terkait hal itu melalui telepon genggamnya, menepis kalau pihaknya mengambil alih pelaksanaan proyek tersebut.
"Kami (PT. SMS) tidak mengambil alih pelaksanaan proyek tersebut, kami hanya membantu untuk pengecoran plat lantai dua," singkatnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas PUPR Lutim, Syahmuddin dan PPK proyek Islamic Center sekaligus Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Luwu Timur, Idiyana Sartian Umar belum menjawab saat dikonfirmasi via chat WhatsApp.
Editor : Nasruddin
Artikel Terkait