Opini : Tana Luwu Sebuah Anugerah, Sudahkah Kita Sejahtera?

Perjuangan panjang masyarakat luwu menjadikan daerah ini terpisah secara administrative dengan Provinsi Sulawesi - Selatan dengan status Daerah Otonomi Baru Provinsi Luwu Raya juga hingga saat ini tidak terwujud.
Pemisahan ini sesungguhnya tidak lain adalah upaya untuk mengakselerasi pembangunan daerah di wilayah tana luwu, dengan potensi sumber daya alam yang subur diharapkan daerah ini akan tumbuh menjadi daerah yang sejahtera dan maju. Cita – cita Provinsi Luwu Raya merentang jalan panjang untuk mewujudkannya, dinamikanya dihidupkan saat kontestasi politik mendekat dan ia redup saat kepentingan tertentu telah terpenuhi.
Hasrat kuasa melemahkan spirit perjuangannya, jembatan emas yang pernah dibangun untuk kemaslahatan rakyat ditunggangi dengan janji manis, keinginan masyarakat luwu raya bisa jadi hanya petilasan, terlihat indah tapi tidak bergerak.
Namun, kondisi ini tidak mungkin kita katakan bahwa semangat dan dukungan masyarakat semakin menipis, karena tidak ada yang bisa mengkalim memonopoli atau memegang supremasi kuat pada upaya ini.
Situasi seperti ini, tidak berarti harus memposisikan masyarakat menolak segala bentuk kebijakan pembangunan dengan mengekalkan “perlawanan”, menolak hukum, hirarki dan struktur.
Wilayah ini harus terus didorong bergerak dalam dinamika pembangunan daerah, pemerintah daerah wajib mendorong akselerasi pembangunan wilayah dengan menekankan penciptaan distibusi keadilan, pemerataan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Bagaimana dengan pembangunan di tana luwu sejauh ini?. Jika dilihat dari aspek kebijakan, maka perlu melihat sejauhmana intervensi pemerintah di luwu raya dengan menggunakan instrument fiskal. Kinerja perekonomian dapat dilihat dari pergerakan ekonomi wilayah ini.
Wilayah luwu raya secara akumulasi nilai PDRB berdasarkan harga konstan di tahun 2022 mencapai 42,4 Triliun rupiah atau berkontribusi sebsar 11,74 % dari total PDRB Sulawesi selatan sebesar 360 tirliun rupiah.
Selama kurun waktu 2017-2022, laju pertumbuhan ekonomi luwu raya cenderung melambat dengan rata – rata pertumbuhan mencapai 4.10 %. Lebih dalam, jika dilihat berdasarkan tingkat kabupaten, kabupaten luwu timur dalam kurun waktu tersebut, rata –rata tumbuh hanya 1.32 %.
Padahal wilayah ini berkontribusi besar terhadap ekspor dan nilai PMTB dari kabupaten lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurang optimalnya pemerintah daerah dalam mendorong produktivitas dengan memaksimalkan segala sumber – sumber pertumbuhan ekonomi.
Editor : Nasruddin